Pengelolaan Museum La Galigo Sebagai Daya Tarik Wisata
dan Edukasi
Pada saat ini museum tidak hanya
berfungsi sebagai tempat penyimpanan benda-benda peninggalan dan hanya dikunjungi oleh orang-orang yang tengah melakukan penelitian
tentang sesuatu hal serta diminati
oleh beberapa orang saja. Namun, pada saat ini museum juga bisa dijadikan sebagai
wadah untuk memperkenalkan sejarah dan budaya suatu daerah melalui benda-benda
peninggalan didalamnya. Dan saat ini pariwisata budaya menjadi salah satu segmen
industri pariwisata yang perkembangannya paling cepat. Hal ini disebabkan karena kecenderungan atau trend baru dikalangan wisatawan untuk
mencari sesuatu yang unik dari suatu kebudayaan tempat yang mereka kunjungi.
Museum
merupakan lembaga, lokasi penyimpanan, perawatan, pengamanan dan pemanfaatan
benda-benda bukti materiil hasil budaya manusia & alam dan lingkungannya
guna menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa, oleh karena itu kita perlu
melestarikan museum-museum yang ada untuk generasi yang akan datang khususnya pada Museum La
Galigo yang terletak di Benteng Fort Rotterdam yang ada di Kota Makassar. Museum La
Galigo adalah tempat yang didalamnya terdapat banyak referensi mengenai sejarah
kebesaran Makassar (Gowa-Tallo) dan daerah-daerah lainnya yang ada di Sulawesi
Selatan. Sebagian besar gedung Benteng ini masih utuh dan menjadi salah satu Daya tarik wisata di
Kota Makassar.
Museum Sebagai Sarana Edukasi
Museum
merupakan sumber belajar yang dapat menghasilkan infomasi untuk kemudian
dipelajari semua orang, namun menurut penulis pengelolaan Museum La Galigo sebagai daya tarik wisata edukasi khususnya untuk anak
sekolah, mahasiswa dan kalangan luar belum terlalu optimal dikarenakan beberapa
faktor seperti metode pembelajaran , faktor waktu, faktor jarak dan kurangnya
minat untuk mengunjungi museum khususnya untuk anak sekolah dan mahasiswa yang
ada di Kota Makassar dan sekitarnya. Untuk itu, selaku penulis yang telah
melakukan observasi langsung di Museum La Galigo ingin memberi masukan kepada
pemerintah setempat khususnya dinas pariwisata dan dinas pendidikan serta pihak
museum, yang pertama memberikan sosialisasi maupun pelatihan kepada guru-guru
tentang pentingnya museum sebagai sumber pembelajaran dalam proses belajar
mengajar sejarah. Kedua, membuat
suatu program berwisata sambil belajar untuk anak sekolah baik SD, SMP, SMA
serta mahasiswa universitas di Kota Makassar dan sekitarnya agar mereka bisa
mengunjungi dan melihat langsung bagaimana itu Museum La Galigo yang patut
mereka tahu dengan didampingi para guru atau guide lokal untuk
menjelaskan kepada mereka, dan dengan melihat banyaknya benda-benda dan
peninggalan sejarah yang ada seperti lukisan prasejarah, koleksi arkeologi,
koleksi etnografi, koleksi kerajaan Luwu, Bone, Gowa serta keramik asing dan peta lokasi penemuan keramik asing
di Sulawesi Selatan. Sebaiknya kegiatan belajar tersebut
diiringi dengan kegiatan wisata juga seperti belajar sambil piknik atau
kegiatan camping di halaman Benteng Fort Rotterdam agar mereka para siswa sekolah dan
mahasiswa tidak bosan dengan kegiatan belajarnya. Jadi, dengan diadakannya
kegiatan rutin berwisata sambil belajar ini akan menumbuhkan kembali rasa ingin
tahu tentang sejarah dan budaya Kota Makassar dan Sulawesi Selatan pada para
pelajar.
Salah satu
fungsi museum adalah sebagai tempat menyimpan dan memajang benda warisan budaya
(cultural heritage). Museum berfungsi
sebagai pengelolaan warisan budaya sesungguhnya memiliki ideologi yang sama
dengan pariwisata budaya yakni memberikan informasi dan pelayanan kepada publik
dan/atau wisatawan tentang fungsi dan makna suatu artefak ataupun event
tertentu. Sebagaiman diketahui bahwa warisan budaya belakangan ini merupakan
daya tarik wisata yang sangat signifikan. Wisatawan pada umumnya cenderung
ingin memahami tentang asal-usul kebudayaan masa lalu yang dianggap masih
autentik. Selain itu, wisatawan juga ingin memahami kebudayaan yang berbeda
dengan yang mereka miliki. Dalam konteks ini museum adalah tempat wisatawan
untuk dapat melihat dan memahami warisan budaya masa lalu dari etnik lain, yang
berasal dari kurun waktu yang berbeda.
![]() |
Gambar 4: Miniatur Tongkonan Toraja Oleh : Rifkah Arifah |
Strategi Dalam Menarik Wisatawan Untuk Berkunjung
Beberapa
alasan ataupun landasan mengapa kurangnya masyarakat dan wisatawan untuk
berkunjung ke Museum La Galigo. Berikut ini diuraikan beberapa upaya atau
langkah strategis yang dapat diterapkan oleh pengelola museum agar mampu
menarik minat masyarakat datang dan menikmati koleksi-koleksi yang dipamerkan
di museum:
- . Menaikkan nama museum La Galigo setara dengan Benteng Rotterdam. Artinya keberadaan Museum La Galigo langsung dapat di ketahui saat menyebutkan nama Benteng Rotterdam. Karena bagi pendatang yang bukan dari Kota Makassar hanya mengetahui Benteng Rotterdam dan tidak mengetahui adanya Museum La Galigo. Biasanya pengunjung yang datang ke Benteng Rotterdam hanya datang untuk berfoto disekitar area Benteng Rotterdam tanpa mengetahui adanya museum La Galigo di dalamnya, hal ini sering terjadi pada pengunjung yang melakukan perjalanan sendiri atau hanya kelompok pengunjung yang sedang bersantai. Untuk menaikkan nama Museum La Galigo setara dengan Fort Rotterdam maka di perlukan untuk memberikan petunjuk yang lebih jelas mengenai keberadaan museum La Galigo di Benteng Rotterdam.
- Meningkatkan pelayanan petugas yang ada di museum dalam melayani pengunjung seperti memberi informasi dan layanan keamanan. Memberikan fasilitas yang menarik untuk pengunjung di dalam museum seperti memutar film sejarah, tari-tarian dan budaya lainnya. Untuk barang-barang koleksi museum La Galigo bisa dikatakan sudah mewakili budaya, sejarah, dan aktivitas yang biasa dilakukan oleh nenek moyang orang-orang Sulawesi Selatan.
- Memfokuskan penjualan museum untuk pendidikan dan penelitian, dimana kita mengetahui bahwa museum adalah daya tarik wisata yang bersifat edukasi dan untuk riset tentang budaya, sejarah, dan pendidkan, maka dari itu pemerintah atau pengelola museum membuat promosi untuk program bagi anak sekolah, atau mahasiswa yang di mana mereka memang memiliki tujuan untuk belajar dan memberkikan kemudahan-kemudahan untuk pelajar yang datang berkunjung ke Museum La Galigo. Memberikan wisata edukasi agar lebih mengenal tentang budaya Sulawesi selatan.
Museum La Galigo merupakan satu
bagian yang keberadaannya tidak dapat terlepaskan dengan Fort Rotterdam yang
merupakan saksi sejarah keberadaan dan kejayaan
kerajaan Gowa Tallo, namun banyak yang perlu dibenahi dalam pengelolaan Museum La Galigo yang dimana
perbaikan nantinya untuk menarik wisatawan untuk datang berkunjung di Museum La Galigo. Memberikan pengalaman
dan kesan menarik merupakan tanggung jawab yang berat bagi pengelola museum, maka dari itu
penulis menganggap perlu memberikan rencana strategis dalam memenuhi kekurangan
yang ada pada pengelolaan museum La
Galigo.
Museum sangat dituntut terbuka dengan segala masukan yang ada baik oleh antar
instansi terkait serta wisatawan yang berkunjung demi kenyamanan serta manfaat
yang dapat diterima oleh berbagai lapisan masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar