Kamis, 04 Mei 2017

Pengelolaan Museum La Galigo Sebagai Daya Tarik Wisata dan Edukasi

Pengelolaan Museum La Galigo Sebagai Daya Tarik Wisata dan Edukasi


Pada saat ini museum tidak hanya berfungsi sebagai tempat penyimpanan benda-benda peninggalan dan hanya dikunjungi oleh orang-orang yang tengah melakukan penelitian tentang sesuatu hal serta diminati oleh beberapa orang saja. Namun, pada saat ini museum juga bisa dijadikan sebagai wadah untuk memperkenalkan sejarah dan budaya suatu daerah melalui benda-benda peninggalan didalamnya. Dan saat ini pariwisata budaya menjadi salah satu segmen industri pariwisata yang perkembangannya paling cepat. Hal ini disebabkan karena kecenderungan atau trend baru dikalangan wisatawan untuk mencari sesuatu yang unik dari suatu kebudayaan tempat yang mereka kunjungi.
Museum merupakan lembaga, lokasi penyimpanan, perawatan, pengamanan dan pemanfaatan benda-benda bukti materiil hasil budaya manusia & alam dan lingkungannya guna menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa, oleh karena itu kita perlu  melestarikan museum-museum yang ada untuk generasi yang akan datang khususnya pada  Museum La Galigo yang terletak di Benteng Fort Rotterdam yang ada di Kota Makassar. Museum La Galigo adalah tempat yang didalamnya terdapat banyak referensi mengenai sejarah kebesaran Makassar (Gowa-Tallo) dan daerah-daerah lainnya yang ada di Sulawesi Selatan. Sebagian besar gedung Benteng ini masih utuh dan menjadi salah satu Daya tarik wisata di Kota Makassar.

                             Gambar 1 : Gedung Museum La Galigo
                             Oleh : Rifka Arrifa

Museum Sebagai Sarana Edukasi

Museum merupakan sumber belajar yang dapat menghasilkan infomasi untuk kemudian dipelajari semua orang, namun menurut penulis pengelolaan Museum La Galigo sebagai daya tarik wisata edukasi khususnya untuk anak sekolah, mahasiswa dan kalangan luar belum terlalu optimal dikarenakan beberapa faktor seperti metode pembelajaran , faktor waktu, faktor jarak dan kurangnya minat untuk mengunjungi museum khususnya untuk anak sekolah dan mahasiswa yang ada di Kota Makassar dan sekitarnya. Untuk itu, selaku penulis yang telah melakukan observasi langsung di Museum La Galigo ingin memberi masukan kepada pemerintah setempat khususnya dinas pariwisata dan dinas pendidikan serta pihak museum, yang pertama memberikan sosialisasi maupun pelatihan kepada guru-guru tentang pentingnya museum sebagai sumber pembelajaran dalam proses belajar mengajar sejarah. Kedua, membuat suatu program berwisata sambil belajar untuk anak sekolah baik SD, SMP, SMA serta mahasiswa universitas di Kota Makassar dan sekitarnya agar mereka bisa mengunjungi dan melihat langsung bagaimana itu Museum La Galigo yang patut mereka tahu dengan didampingi para guru atau guide lokal  untuk menjelaskan kepada mereka, dan dengan melihat banyaknya benda-benda dan peninggalan sejarah yang ada seperti lukisan prasejarah, koleksi arkeologi, koleksi etnografi, koleksi kerajaan Luwu, Bone, Gowa serta keramik asing dan peta lokasi penemuan keramik asing di Sulawesi Selatan. Sebaiknya kegiatan belajar tersebut diiringi dengan kegiatan wisata juga seperti belajar sambil piknik atau kegiatan camping di halaman Benteng Fort Rotterdam agar mereka para siswa sekolah dan mahasiswa tidak bosan dengan kegiatan belajarnya. Jadi, dengan diadakannya kegiatan rutin berwisata sambil belajar ini akan menumbuhkan kembali rasa ingin tahu tentang sejarah dan budaya Kota Makassar dan Sulawesi Selatan pada para pelajar.

Gambar 2 : Alat Tradisional
Oleh : Rifka Arrifah

Gambar 3 : Pemain Sinrili
Oleh : Rifka Arifah
  
Salah satu fungsi museum adalah sebagai tempat menyimpan dan memajang benda warisan budaya (cultural heritage). Museum berfungsi sebagai pengelolaan warisan budaya sesungguhnya memiliki ideologi yang sama dengan pariwisata budaya yakni memberikan informasi dan pelayanan kepada publik dan/atau wisatawan tentang fungsi dan makna suatu artefak ataupun event tertentu. Sebagaiman diketahui bahwa warisan budaya belakangan ini merupakan daya tarik wisata yang sangat signifikan. Wisatawan pada umumnya cenderung ingin memahami tentang asal-usul kebudayaan masa lalu yang dianggap masih autentik. Selain itu, wisatawan juga ingin memahami kebudayaan yang berbeda dengan yang mereka miliki. Dalam konteks ini museum adalah tempat wisatawan untuk dapat melihat dan memahami warisan budaya masa lalu dari etnik lain, yang berasal dari kurun waktu yang berbeda.

Gambar 4: Miniatur Tongkonan Toraja
Oleh : Rifkah Arifah
Sebagai lembaga nirlaba (non profit), museum juga perlu dana untuk memelihara koleksi dan kesejahteraan karyawannya. Salah satu sumber dananya dapat diupayakan dari industri pariwisata, sehingga dengan demikian ada hubungan yang saling menguntungkan antara museum dan pariwisata budaya. Posisi dan tata letak benda warisan budaya di Museum La Galigo seharusnya diatur sedemikian rupa sehingga menarik minat wisatawan. Informasi yang lengkap dan menarik, serta penataan yang baik tentang warisan budaya akan dapat menjadi daya tarik wisatawan. Dalam hubungan ini kerjasama antar museum dan komponen pariwisata budaya perlu dikembangkan. Museum dapat memamerkan atau memajang benda warisan budaya yang menjadi daya tarik wisata, dan disisi lain industri pariwisata juga mendapat keuntungan ekonomi sehingga dapat membantu keberadaan museum sebagai lembaga nirlaba (non profit). Eksistensi Museum La Galigo yang merupakan salah satu bagian yang tak dapat dipisahkan dari Fort Rotterdam, yang dimana Museum La Galigo memberikan pengetahuan mengenai kebudayaan Bugis Makassar serta sejarah kebesaran kerajaan Gowa-Tallo yang merupakan kerajaan maritim terbesar di Indonesia timur.


Strategi Dalam Menarik  Wisatawan Untuk Berkunjung

Beberapa alasan ataupun landasan mengapa kurangnya masyarakat dan wisatawan untuk berkunjung ke Museum La Galigo. Berikut ini diuraikan beberapa upaya atau langkah strategis yang dapat diterapkan oleh pengelola museum agar mampu menarik minat masyarakat datang dan menikmati koleksi-koleksi yang dipamerkan di museum:


  •  .    Menaikkan nama museum La Galigo setara dengan Benteng Rotterdam. Artinya keberadaan Museum La Galigo langsung dapat di ketahui saat menyebutkan nama Benteng Rotterdam. Karena bagi pendatang yang bukan dari Kota Makassar hanya mengetahui Benteng Rotterdam dan tidak mengetahui adanya Museum La Galigo. Biasanya pengunjung yang datang ke Benteng Rotterdam hanya datang untuk berfoto disekitar area Benteng Rotterdam tanpa mengetahui adanya museum La Galigo di dalamnya, hal ini sering terjadi pada pengunjung yang melakukan perjalanan sendiri atau hanya kelompok pengunjung yang sedang bersantai. Untuk menaikkan nama Museum La Galigo setara dengan Fort Rotterdam maka di perlukan untuk memberikan petunjuk yang lebih jelas mengenai keberadaan museum La Galigo di Benteng Rotterdam.
  •      Meningkatkan pelayanan petugas yang ada di museum dalam melayani pengunjung seperti memberi informasi dan layanan keamanan. Memberikan fasilitas yang menarik untuk pengunjung di dalam museum seperti memutar film sejarah, tari-tarian dan budaya lainnya. Untuk barang-barang koleksi museum La Galigo bisa dikatakan sudah mewakili budaya, sejarah, dan aktivitas yang biasa dilakukan oleh nenek moyang orang-orang Sulawesi Selatan.
  •      Memfokuskan penjualan museum untuk pendidikan dan penelitian, dimana kita mengetahui bahwa museum adalah daya tarik wisata yang bersifat edukasi dan untuk riset tentang budaya, sejarah, dan pendidkan, maka dari itu pemerintah atau pengelola museum membuat promosi untuk program bagi anak sekolah, atau mahasiswa yang di mana mereka memang memiliki tujuan untuk belajar dan memberkikan kemudahan-kemudahan untuk pelajar yang datang berkunjung ke Museum La Galigo. Memberikan wisata edukasi agar lebih mengenal tentang budaya Sulawesi selatan.
Museum La Galigo merupakan satu bagian yang keberadaannya tidak dapat terlepaskan dengan Fort Rotterdam yang merupakan saksi sejarah keberadaan dan kejayaan kerajaan Gowa Tallo, namun banyak yang perlu dibenahi dalam pengelolaan Museum La Galigo yang dimana perbaikan nantinya untuk menarik wisatawan untuk datang berkunjung di Museum La Galigo. Memberikan pengalaman dan kesan menarik merupakan tanggung jawab yang berat bagi pengelola museum, maka dari itu penulis menganggap perlu memberikan rencana strategis dalam memenuhi kekurangan yang ada pada pengelolaan museum La Galigo. Museum sangat dituntut terbuka dengan segala masukan yang ada baik oleh antar instansi terkait serta wisatawan yang berkunjung demi kenyamanan serta manfaat yang dapat diterima oleh berbagai lapisan masyarakat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Peluang dan Tantangan dalam pengelolaan Daya Tarik Wisata Kebun Gowa

Peluang dan T antangan dalam pengelolaan D aya T arik Wi sata Kebun Gowa Gambar 1 : Loket Tiket Wisata Kebun Oleh: Tim Penulis Pa...