Senin, 22 Mei 2017

Peluang dan Tantangan dalam pengelolaan Daya Tarik Wisata Kebun Gowa

Peluang dan Tantangan dalam pengelolaan Daya Tarik
Wisata Kebun Gowa

Gambar 1 : Loket Tiket Wisata Kebun
Oleh: Tim Penulis
Pariwisata merupakan salah sektor yang sedang digalakkan oleh pemerintah untuk meningkatkan perekonomian di Indonesia yang dimana jika dibandingkan dengan sektor lain yang tengah mengalami penurunan persentase. Spilane (1987:57) Mengemukakan bahwa Faktor-faktor pendorong pengembangan pariwisata di Indonesia  adalah : 1) berkurangnya peranan minyak bumi sebagai sumber devisa negara jika dibanding dengan waktu lalu; 2) merosotnya nilai eksport pada sektor nonmigas; 3) adanya kecenderungan peningkatan pariwisata secara konsisten; 4) besarnya potensi yang dimiliki oleh bangsa Indonesia bagi pengembangan pariwisata. maka jika dilihat dari hal tersebut pariwisata indonesia memiliki peluang yang sangat besar untuk dijadikan pendorong utama untuk perekonomian indonesia.
Yoeti (1997, hlm. 9-12) Mengemukakan bahwa fasilitas wisata merupakan kelengkapan daerah tujuan wisata yang diperlukan untuk melayani kebutuhan wisatawan dalam melakukan perjalanan wisata. fasilitas wisata dibagi menjadi sarana dan prasarana, dimana sarana wisata dibagi menjadi tiga unsur yaitu : 1. Sarana Pokok Kepariwisataan (Main Tourism Superstructure) 2.Sarana Pelengkap Kepariwisataan (Supplementing Tourism Superstructure) 3.Sarana Pendukung Kepariwisataan (Supporting Tourism Superstructure).
Tidak bisa dipungkiri bahwa pembangunan sektor pariwisata membutuhkan anggaran yang cukup besar untuk melengkapi sarana dan prasarana serta infrastruktur lain. Mulai akses jalan, transportasi, akomodasi sampai daya tarik wisata. Ketika anggaran pemda minim, niscaya dibutuhkan dukungan pihak swasta. salah satu daya tarik yang status pengelolaan secara swasta adalah Wisata Kebun Gowa

Gambar 2 : Kamar
Oleh : Tim Penulis
Gambar 3 : Kolam Renang
           Oleh : Tim Penulis
Wisata Kebun Gowa atau biasa disingkat dengan WISKEB Merupakan salah satu daya tarik wisata unggulan yang terletak di Kecamatan Bontomarannu, kabupaten Gowa yang dimana dalam kawasan Wisata Kebun Gowa Sesuai dengan namanya didalamnya terdapat beberapa Atraksi sepeti Perkebunan buah yang terdiri dari kebun Mangga, Buah Naga, Buah Jeruk, Rambutan, Durian serta beberapa tanaman buah dan sayuran lainnya yang membuat wisata kebun ini menjadi wisata berbasis perkebunan dan menjadikan tempat ini menjadi sangat rindang sehingga cocok untuk dijadikan salah satu alternatif tempat liburan yang baik untuk keluarga. 
Untuk menuju Wisata Kebun Gowa sangatlah mudah bila dari arah Kota Makassar dan dapat melalui jalur yang sama menuju Bili-Bili dan Malino, selain wisata berbasis perkebunan di tempat ini juga terdapat kolam renang yang merupakan salah satu atraksi yang paling digemari oleh pengunjung yang datang mulai dari kalangan dewasa maupun anak-anak. Dengan hanya membayar harga tiket masuk sebesar Rp. 15.000 pada hari Senin-Jumat dan Rp.25.000 pada hari Sabtu-Minggu para pengunjung bisa menikmati atraksi diatas tanpa ada batasan waktu.



Gambar 4 : Fasilitas di kolam Renang
Oleh : Tim Fasilitas

Wisata Kebun Gowa memiliki peluang yang sangat besar untuk dijadikan acuan dalam pengembangannya dan untuk menjadikan Wisata Kebun Gowa menjadi daya tarik wisata unggulan di Kabupaten Gowa karena jaraknya yang cukup dekat dari Kota Makassar cukup menempuh waktu sekitar 1,5 – 2 jam, bisa melalui jalan Urip Sumoharjo, Antang Raya menuju Samata dan masuk ke jalan Poros Malino sehingga ini memudahkan wisatawan untuk datang rekreasi ke Wisata Kebun Gowa baik pengunjung dari Kota Makassar, Gowa, Takalar dan Maros dan tak jarang juga dikunjungi oleh rombongan yang datang dari Enrekang dan Toraja.
 Selain jarak dan akses yang mudah peluang lain yang dimiliki Wisata Kebun Gowa adalah fasilitas yang tersedia ada kolam berenang yang merupakan alasan utama bebrerapa pengunjung memilih datang ke Wisata Kebun Gowa untuk rekreasi khususnya yang datang bersama keluarga karena menurut mereka kolam renang yang ada di Wisata Kebun Gowa bisa dinikmati oleh kalangan dewasa maupun anak-anak mereka, selain kolam berenang terdapat juga wahana bermain untuk anak-anak seperti kora-kora, komedi putar, dan kereta serta ada pula fasilitas ATV dan scuter  yang bisa digunakan pengunjung untuk mengelilingi Wisata Kebun, dengan fasilitas permainan anak yang tersedia di Wisata Kebun Gowa akan meningkatkan jumlah pengunjung yang ingin menghibur anak-anaknya, Wisata Kebun Gowa akan menjadi pilihan yang tepat. ada juga fasilitas ruang rapat sehingga banyak kantor yang menyelenggarkan acara di tempat ini seperti gathering dan kegiatan-kegiatannya lainnya. terdapat pula juga fasilitas lain seperti penginapan sehingga di Wisata Kebun Gowa ini memungkinkan pengunjung yang ingin menikmati suasana di Wisata Kebun Gowa lebih dari 24 jam. Untuk fasilitas penunjang pariwisata lainnya seperti toilet umum, gazebo dan rest point tersebar di dalam kawasan Wisata Kebun Gowa, fasilitas ini dapat digunakan secara gratis oleh wistawan secara gratis dan kondisi fasilitas penunjang ini dalam kondisi yang baik seperti Gazebo yang memiliki kondisi masih  layak pakai, toilet juga sangat bersih dan tidak kekurangan pasokan air bersih,untuk rest point sendiri adalah tempat duduk atau tempat istirahat bagi wisatawan, rest point di Wisata Kebun Gowa ini sangat sejuk karena semua rest point yang ada di daya tarik wisata ini berada dibawah pohon sehingga memberi kesan sejuk dan rindang, hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan oleh pengelolah daya tarik wisata ini bahwa keunggulan dari daya tarik dari Wisata Kebun Gowa ini adalah kesejukan dan kebersihan yang selalu terjaga. Ada juga fasilitas lain seperti Restorant dan Food Court yang menyediakan kebutuhan makan dan minum wisatawan. Peluang yang lainnya yaitu ditinjau dari harga tiket masuknya yang cukup murah, pada saat weekday sebesar Rp 15.000 dan pada saat weekend  sebesar Rp. 25. 000 dan harga itu bisa menikmati atraksi yang ditawarkan kecuali ingin mencoba ATV ada biaya tambahan sebesar Rp. 5000 saja. Pengunjung juga dibolehkan untuk membawa makanan dan minuman dari luar dan memperbolehkan menggunakan gazebo dan tempat duduk yang tersedia didalam Wisata Kebun Gowa seingga itu sangat memudakan para pengunjung.
Gambar 5 : Wahana ATV
Oleh : Tim Penulis

Gambar 6 : Wahana Komedi Putar
Oleh : Tim Penulis

Gambar 7 : Sepeda Listrik
Oleh : Tim Penulis






























Jumlah kunjungan wisatawan yang terus meningkat juga memberikan kesempatan bagi masyarakat lokal untuk bisa bekerja di Wisata Kebun Gowa untuk memenuhi kebutuhan serta mengoptimalkan pelayanan di daya tarik wisata ini karena jika dilihat dari kondisi yang ada Wisata Kebun Gowa gowa belum memiliki cukup karyawan yang terfokus kepada satu tanggung jawab saja melainkan mengerjakan dua hal sekaligus, karyawan Wisata Kebun Gowa ini masih membutuhkan sosialisasi tentang pelayanan pariwisata agar memberikan kesan keramah-tamahan di Wisata Kebun Gowa. Adapun peluang kedepan untuk kemajuan Wisata Kebun Gowa akan semakin maju karena pengelola Wisata Kebun Gowa akan membangun atraksi baru untuk menambah daya tarik pengunjung berupa wahana water boom. Apabila pembangunan water boom ini telah terealisasikan maka bukan tidak mungkin keberlanjutan pengelolaan  Wisata Kebun Gowa akan bertahan karena peningkatan kunjungan, dan wahana yang akan dibagun ini akan memberi warna baru untuk Wisata Kebun Gowa itu sendiri sebab wahana seperti ini masih sangat jarang dan bahkan tidak ada di Kab.Gowa, dengan warna baru tersebut akan meningkatkan rasa ketertarikan dari masyarakat khusunya masyarakat Kab.Gowa untuk mengunjungi daya tarik wisata ini bersama keluarga atau kerabatnya. Itulah beberapa peluang yang dimiliki Wisata Kebun Gowa.
Gambar 8 : Persiapan membuat wahana water boom
Oleh : Tim Penulis

Munculnya peluang-peluang pada pengembangannya tentu menjadi tantangan bagi Industri Pariwisata untuk meningkatkan performanya. Tantangan tidak semata-mata bagaimana meraup devisa negara maupun pendapatan asli daerah (PAD), tapi juga menyinergikan potensi wisata dengan tren globalisasi yang memunculkan kehawatiran banyak pihak. Sosiolog Usman Sunyoto (2003) menulis, kegiatan pariwisata setidaknya mencakup tiga dimensi interaksi; kultural, politik, dan bisnis. Dalam interaksi kultural, kegiatan pariwisata memberikan ajang akulturasi budaya berbagai etnis dan bangsa.
Meneurut pengelolah kendala yang sering sekali terjadi dalam penyelenggaraan pariwisata di Wisata Kebun Gowa adalah masalah lahan parkiran yang dianggap masih terlalu kecil dan hamper disetian akhir pekan mereka selalu kewalahan dalam menghadapi masalah tersebut. Tantangan  datang dari kapasitas penampungan jumlah wistawan (Cyring capasity) di Wisata Kebun Gowa yang terbatas bukan hanya dari parkiran, tapi luas dari daya tarik wisata itu sendiri. Penumpukan wisatawan biasanya terjadi pada saat hari raya dan hari-hari besar lainnya. Hal itu akan menyebabkan berdesak desakannya wisatawan pada saat masuk atu keluar dari Wisata Kebun Gowa, kolam renang, ketersediaan gazebo dan akan banyak lagi masalah yang akan timbul yang menyebabkan kurang optimalnya penyelenggaraan pariwisata di sebuah daya tarik wisata.maka dari itu jika dilihat dari kunjungan yang tiap tahunnya semakin meningkat dari hal tersebut perlu diiringi dengan penambahan Fasilitas, yang nantinya berdampak kepada kenyamanan wisatawan untuk menikmati wahana yang ada, seperti masih sangat diperlukannya perluasan lahan parkir, pada hari-hari tertentu kendaraan pengunjung masih dapat diakomodir oleh pihak pengelola namun pada saat Weekend kendaraan wisatawan bahkan diparkir di bahu jalan poros Malino – Sungguminasa, hal tersebut berdampak pada kemacetan yang cukup panjang, dan jika dilihat dari keamanan wisatawan yang berkunjung sangat berbahaya apalagi kebanyakan pengunjung adalah dari kalangan anak-anak.
Penambahan atraksi juga perlu dilakukan oleh pihak Pengelola Wisata Kebun Gowa Gowa agar bisa bersaing dengan kompetitor atau dalam hal ini adalah industri pariwisata yang mulai bergeliat di sepanjang poros Malino – Sungguminasa yang memanfaatkan peluang persinggahan untuk beristirahat dari atau menuju salah satu Kawasan pariwisata di Kabupaten Gowa yakni Kawasan Malino, hal tersebut perlu difikirkan oleh pengelola seperti penambahan Wahana yang harus terus dilakukan secara bertahap.Dari kunjungan wisatawan yang meningkat setiap tahunnya di Wisata Kebun Gowa , memberikan peluang bagi masyarakat untuk dapat bekerja guna meningkatkan pelayanan kepada wisatawan juga dapat meningkatkan taraf perekonomian masyarakat sekitar daya tarik wisata, tidak hanya menambah jumlah karyawan, pengelola juga perlu meningkatkan kualitas pelayanan melalui pelatihan atau memberikan edukasi tentang service excellent, yang berimbas kepada kepuasan dari pelayanan yang mereka dapatkan sehingga kemungkinan untuk mengunjungi Wisata Kebun Gowa gowa berkali-kali.






Daftar Pustaka:

Spillane James.1987.Ekonomi Pariwisata, Sejarah, dan Prospeknya. Yogyakarta :Kanisius.

A. Yoeti, Oka. 1997. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Jakarta : PT Pradnya. Paramita.


Usman, Sunyoto. 2003. Pembangunan Dan Pemberdayaan Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Jumat, 05 Mei 2017

Pengelolaan Benteng Somba Opu Sebagai Daya Tarik Wisata Berbasis Budaya

Pengelolaan Benteng Somba Opu
Sebagai Daya Tarik Wisata
Berbasis Budaya

Oleh:
Nadya Dwi Zetira
Muh Nur Rajab Husain
Muh Ridwan Zain
Gambar 1 : Baruga Benteng Somba Opu
Oleh : Penulis

Benteng Somba Opu merupakan salah satu daya tarik wisata yang berada di Provinsi Sulawesi Selatan, secara administratif terletak di Kab. Gowa. Benteng ini merupakan situs peninggalan kerajaan Gowa tallo dan memiliki nilai sejarah dan budaya yang tinggi, seperti yang dapat kita lihat, terdapat rumah adat dari setiap Kabupaten Kota yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan dan merupakan representatif dari keberadaan suku di Sulawesi selelatan (Bugis, Makassar, Toraja dan Mandar). pada saat ini status pengelolaannya oleh Dinas kebudayaan dan kepariwisataan Provinsi Sulawesi Selatan melalui UPTD atau Unit Pelaksana Tugas Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Provinsi Sulsel (DISBUDPAR Prov.Sulsel) dan Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Sulawesi Selatan yang dibawahi langsung Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Namun label Situs sejarah dan budaya yang disematkan kepada Benteng Somba Opu  tidak serta merta menjadikan DTW ini menjadi terjaga, beberapa permasalah yang muncul seperti manajemen pengelolaan yang saling klaim antara Pemerintah Kota Makassar dengan Pemerintah Kab. Gowa dan kondisi sosial masyarakat di Sekitar Benteng Somba Opu.
Pentahelix merupakan salah satu unsur yang harus saling bersinergi dan juga kunci dalam memajukan kepariwisataan di indonesia, seperti yang dikatakan oleh Menteri Pariwisata, Bapak Arif yahya “untuk membangun pariwisata sesuai dengan target nasional, maka diperlukan peran dan dukungan dari semua elemen yang disebutnya dengan sinergi pentahelix”. Adapun unsur dari pentahelix antara lain Academition (Akademisi) , Bussines (Bisnis), Goverment (Pemerintah), Communtiy (Masyarakat) dan Media. Dalam tulisan ini penulis akan memberikan masukan apa yang harus dilakukan oleh Unsur Pentahelix.
Untuk mengoptimalkan Benteng Somba Opu menjadi daya tarik wisata yang unggul diperlukan akademisi yang ahli dalam ilmu pariwisata yang tahu akan ilmu pariwisata dan tahu bagaimna cara untuk meningkatkan pariwisata lebih berkembang lagi dan tidak stak dengan keadaannya yang lalu-lalu dalam artian  tidak memiliki perkembangan. Akademisi dalam hal ini adalah insan pariwisata yang ada seharusnya bisa melakukan pelatihan-pelatihan khusus atau sosialisasi terhadap masyarakat yang ada disekitar Benteng Somba Opu ini agar pariwisata dan kebudayaan tidak mati,. Sosialisasi atau pelatihan yang dapat diberikan seperti memberikan pengetahuan umum akan pariwisata, menjelaskan bahwa peninggalan sejarah itu juga penting dalam peningkatan pariwisata apalagi telah diketahui bahwa Benteng Somba Opu ini adalah benteng paling tua yang ada di Makassar dan bukan hanya itu, dalam lingkup Benteng Somba Opu ini telah memperlihatkan rumah – rumah adat yang ada di Sulawesi Selatan hal ini sebenarnya menjadi sesuatu yang unik bagi wisatawan mancanegara, karenan dapat melihat peninggalan sejarah serta rumah adat di Benteng Somba Opu ini. Bentuk sosialisasi/pelatihan yang dilakukan adalah bagaimana cara menyadarkan kepada masyarakat dan memberikan kejelasan akan pariwisata ataupun histories suatu daerah yang dapat menjadi suatu keunikan tersendiri untuk wisatawan mancanegara.

Business atau private sector juga sangat berpengaruh dalam pengoptimalisasian suatu daya tarik wisata. Dalam hal ini para pebisnis dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan pelayanan seperti menyediakan sebuah, restoran, cafe, dan hotel standar berbintang karena dalam hal ini pembangunan amenitas dilihat dari kondisi lingkungan dan keberadaan lahan kosong yang dapat dialih fungsikan menjadi sebuah penginapan/hotel maupun restoran. Seperti yang diketahui bahwa disekitar daya tarik wisata Benteng Somba Opu jelas terlihat bahwa tidak ada restoran dan cafe dan Hotel. padahal sebenarnya disekitaran benteng pengusaha bisa mengoptimalkan lahan sebagai bisnisnya. Di Benteng Somba Opu hanya terdapat warung-warung kecil yang jika wistawan mancanegara lihat kurang dapat menimbulkan penilaian yang tidak baik sebab letak, kondisi, dan keadaan warung tidak memungkinkan untuk disinggahi. Sebaiknya orang ataupun pengusaha yang memiliki warung-warung kecil itu mereka bisa mengubahnya menjadi suatu restoran ataupu café yang lebih memungkinkan untuk wisatawan dan lebih nyaman dengan dibantu oleh pemandangan yang ada di sekitar benteng tersebut. Untuk hotel ataupun penginapan baik juga untuk dibangun oleh pengusaha sebab diketahui disekitaran benteng tidak terlihat tempat penginapan atau semacamnya.

Pemerintah sangat berperan penting dalam mengoptimalkan pengelolaan Benteng Somba Opu
Gambar 2: Museum yang dikelola Pemerintah
Oleh : Tim Penulis
sebagai daya tarik wisata. Pemerintah sebaiknya berperan lebih dalam menaikkan nilai-nilai budaya yang ada di Benteng Somba Opu. Serta pemerintah seharusnya bertanggung jawab dalam pemeliharaan rumah-rumah adat yang ada di Benteng Somba Opu, karena rumah-rumah adat yang menjadi koleksi di Benteng Somba Opu ini ditinggali oleh masyarakat, hal itu dapat mengurangi keaslian dan nilai estestika dari rumah adat itu sendiri. dan menjalin kerjasama yang baik antar masyarakat serta steckholder. untuk pengadaan fasilitas yang dibutuhkan untuk menunjang kepariwisataan. Keamanan disekitar Benteng Somba Opu ini juga harus diperhatikan oleh pemerintah, karena wistawan berfikir untunk berkunjung ke Benteng Somba Opu jika keamanan dan keselamatannya belum terjamin, maka pemerintah harus berusaha meningkatkan keamanan disekitar Benteng Somba Opu dan berkordirnasi dengan Kepolisian atau masyarakat. Adapun tanggung jawab terpenting dari pemerintah adalah dalam hal pembangunan Infrastruktur dan pengelolaan Sumber Daya Manusia di Benteng Somba Opu. Karena kondisi jalan dan beberapa fasilitas lainnya di Benteng Somba Opu dalam kondisi yang kurang baik.
Masyarakat sekitar merupakan salah satu unsur penting dalam pengembangan pariwisata, karena adalah orang-orang yang terlibat dan merasakan dampak langsung dari adanya penyelenggaraan
Gambar 3: Koleksi Rumah adat di Benteng Somba Opu
Oleh : Tim Penulis
pariwisata di Benteng Somba Opu, namun kesadaran tentang pentingnya sadar wisata harus ditanamkan ke masyarakat agar penyelenggaraan pariwisata dapat berjalan dengan baik. Walaupun pada dasarnya masyarakat Indonesia umumnya atau Makassar pada khususnya memiliki adat istiadat yang dimana ditanamkan nilai-nilai kesopanan dan saling menghormati dalam kehidupan sehari-hari, haruslah masyarakat diberikan pengetahuan tentang pariwisata, karena itu akan mempengaruhi sikap mereka dalam menyambut wisatawan yang datang. Masyarakat juga diberdayakan untuk lebih mandiridan kreatif seperti melakukan pemberdayaan masyarakat dalam meningkatkan kreativitasnya untuk membuat kerajinan tangan yang dapat memiliki nilai jual yang bermanfaat dalam segi ekonomi di masyarakat. Masyarakat juga akan dengan sikap sadar wisatanya akan membangun keamanan di Benteng Somba Opu karena sudah timbulnya sikap sadar wisata yang peduli dengan keamanan wisatawan.
Media sebagai salah satu media promosi dalam perkembangan pariwisata di Sulawesi Selatan yang mampu mempengaruhi dan menarik wisatawan untuk berwisata. Peranan media seperti media cetak dan media elektronik dalam promosi pariwisata sangat bermanfaat seperti buku, brosur, dan promosi di Radio dan Stasiun TV lokal, namun beberapa tahun belakangan ini media elektronik terkhusus pada internet dan sosial media sangat meningkat dan memberi pengaruh terhadap jalannya pariwisata. Hal ini sangat bermanfaat karena wisatawan yang ingin berkunjung ke Benteng Somba Opu dapat mengunjungi website yang membahas tentang Benteng Somba Opu dan dapat mengetahui informasi-informasi yang dibutuhkan sebelum berkunjung ke Benteng Somba Opu. Serta, akan memudahkan media promosi dimana wisatawan yang pernah berkunjung mempublikasikan dokumentasi ke media sosial pribadinya yang akan dilihat oleh banyak orang.
Pengoptimalan manajemen Pengunjung di Benteng Somba Opu
Dalam tata kelola daya tarik wisata sangat diperlukan adanya manajemen pengunjung hal ini bertujuan untuk mengantisipasi kemungkinan masalah dan ketimpangan yang akan muncul di Benteng Somba Opu serta pemerataan, baik dari segi informasi yang wisatawan dapatkan maupun dari segi ekonomi yang langsung dirasakan oleh masyarakat. Adapun saran yang mungkin dapat diterapkan dalam manajemen pengunjung di Benteng Somba Opu, diantaranya sebagai berikut :
1.      Memperjelas jalur masuk dan jalur keluar daya tarik wisata sehingga tidak mengakibatkan kepadatan di satu  atau beberapa titik saja.
2.      Menerapkan Zonasi di Benteng Somba Opu. Seperti yang kita ketahui pengelolaan dan tata letak di Benteng Somba opu masih sangat kacau, lapak pedagang yang tersebar di hampir seluruh kawasan benteng bukan hanya menimbulkan sampah visual tapi juga dapat merusak nilai dari situs yang ada di benteng Somba Opu.
3.      Memperjelas kapasitas maksimal pengunjung pada situs Benteng, fungsi dari kapasitas pengunjung adalah mengurangi dampak kerusakan yang ditimbulkan dari kegiatan wisata di benteng Somba Opu.
4.      Menyediakan papan pengarah dan papan Informasi yang bertujuan untuk mempermudah wisatawan dalam melakukan aktivitasnya.

Konsep Mengelola Benteng Somba Opu Sehingga Menjadi Daya Tarik Wisata Unggul Di Sulawesi Selatan
            Benteng Somba Opu adalah salah satu daya tarik wisata budaya yang ada di Kota Makassar yang saat ini sangat membutuhkan konsep pengembangan yang diperbarui dimana keadaan Benteng Somba Opu yang Decline. Adapun beberapa konsep yang akan diterapkan untuk menjadikan Benteng Somba Opu menjadi Daya Tarik Wisata Unggul di Sulawesi Selatan:
1.      Memperjelas jalur masuk dan jalur keluar daya tarik wisata sehingga tidak mengakibatkan kepadatan di satu  atau beberapa titik saja. Jalur dalam Dtw dibuat satu arah (One Line), pintu masuk berada di jalur Gowa Discovery Park begitupun jalur keluar yang sama tapi dibuat menjadi dua jalur. Menambahkan papan penunjuk mengenai jalur dan arah agar pengunjung teratur dalam berlajan dan melihat-lihat di dalam DTW.
2.      Menerapkan Zonasi di Benteng Somba Opu. Seperti yang kita ketahui pengelolaan dan tata letak di Benteng Somba opu masih sangat kacau, lapak pedagang yang tersebar di hampir seluruh kawasan benteng bukan hanya menimbulkan sampah visual tapi juga dapat merusak nilai dari situs yang ada di benteng Somba Opu. Untuk mengatur tata letak di Benteng bisa di perbaiki dengan mengatur jalur pengunjung agar semua objek dapat dikunjungi, untuk mengendalikan sampah visual yang merupakan lapak pedagang. Untuk itu dibuatkan lokasi khusus Food Court & Souvenir untuk menyatukan semua pedagang makanan dan souvenir di pintu masuk agar tidak menganggu pengunjung.

3.      Memperjelas kapasitas maksimal pengunjung pada situs Benteng, fungsi dari kapasitas pengunjung adalah mengurangi dampak kerusakan yang ditimbulkan dari kegiatan wisata di benteng Somba Opu.
Gambar 4 : Koleksi Rumah Adat
Oleh : Tim Penulis

Gambar 5 : Museum Somba Opu
Oleh : Tim Penulis

Gambar 6 : Tempat Parkir
Oleh : Tim Penulis

Kamis, 04 Mei 2017

Pengelolaan Museum La Galigo Sebagai Daya Tarik Wisata dan Edukasi

Pengelolaan Museum La Galigo Sebagai Daya Tarik Wisata dan Edukasi


Pada saat ini museum tidak hanya berfungsi sebagai tempat penyimpanan benda-benda peninggalan dan hanya dikunjungi oleh orang-orang yang tengah melakukan penelitian tentang sesuatu hal serta diminati oleh beberapa orang saja. Namun, pada saat ini museum juga bisa dijadikan sebagai wadah untuk memperkenalkan sejarah dan budaya suatu daerah melalui benda-benda peninggalan didalamnya. Dan saat ini pariwisata budaya menjadi salah satu segmen industri pariwisata yang perkembangannya paling cepat. Hal ini disebabkan karena kecenderungan atau trend baru dikalangan wisatawan untuk mencari sesuatu yang unik dari suatu kebudayaan tempat yang mereka kunjungi.
Museum merupakan lembaga, lokasi penyimpanan, perawatan, pengamanan dan pemanfaatan benda-benda bukti materiil hasil budaya manusia & alam dan lingkungannya guna menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa, oleh karena itu kita perlu  melestarikan museum-museum yang ada untuk generasi yang akan datang khususnya pada  Museum La Galigo yang terletak di Benteng Fort Rotterdam yang ada di Kota Makassar. Museum La Galigo adalah tempat yang didalamnya terdapat banyak referensi mengenai sejarah kebesaran Makassar (Gowa-Tallo) dan daerah-daerah lainnya yang ada di Sulawesi Selatan. Sebagian besar gedung Benteng ini masih utuh dan menjadi salah satu Daya tarik wisata di Kota Makassar.

                             Gambar 1 : Gedung Museum La Galigo
                             Oleh : Rifka Arrifa

Museum Sebagai Sarana Edukasi

Museum merupakan sumber belajar yang dapat menghasilkan infomasi untuk kemudian dipelajari semua orang, namun menurut penulis pengelolaan Museum La Galigo sebagai daya tarik wisata edukasi khususnya untuk anak sekolah, mahasiswa dan kalangan luar belum terlalu optimal dikarenakan beberapa faktor seperti metode pembelajaran , faktor waktu, faktor jarak dan kurangnya minat untuk mengunjungi museum khususnya untuk anak sekolah dan mahasiswa yang ada di Kota Makassar dan sekitarnya. Untuk itu, selaku penulis yang telah melakukan observasi langsung di Museum La Galigo ingin memberi masukan kepada pemerintah setempat khususnya dinas pariwisata dan dinas pendidikan serta pihak museum, yang pertama memberikan sosialisasi maupun pelatihan kepada guru-guru tentang pentingnya museum sebagai sumber pembelajaran dalam proses belajar mengajar sejarah. Kedua, membuat suatu program berwisata sambil belajar untuk anak sekolah baik SD, SMP, SMA serta mahasiswa universitas di Kota Makassar dan sekitarnya agar mereka bisa mengunjungi dan melihat langsung bagaimana itu Museum La Galigo yang patut mereka tahu dengan didampingi para guru atau guide lokal  untuk menjelaskan kepada mereka, dan dengan melihat banyaknya benda-benda dan peninggalan sejarah yang ada seperti lukisan prasejarah, koleksi arkeologi, koleksi etnografi, koleksi kerajaan Luwu, Bone, Gowa serta keramik asing dan peta lokasi penemuan keramik asing di Sulawesi Selatan. Sebaiknya kegiatan belajar tersebut diiringi dengan kegiatan wisata juga seperti belajar sambil piknik atau kegiatan camping di halaman Benteng Fort Rotterdam agar mereka para siswa sekolah dan mahasiswa tidak bosan dengan kegiatan belajarnya. Jadi, dengan diadakannya kegiatan rutin berwisata sambil belajar ini akan menumbuhkan kembali rasa ingin tahu tentang sejarah dan budaya Kota Makassar dan Sulawesi Selatan pada para pelajar.

Gambar 2 : Alat Tradisional
Oleh : Rifka Arrifah

Gambar 3 : Pemain Sinrili
Oleh : Rifka Arifah
  
Salah satu fungsi museum adalah sebagai tempat menyimpan dan memajang benda warisan budaya (cultural heritage). Museum berfungsi sebagai pengelolaan warisan budaya sesungguhnya memiliki ideologi yang sama dengan pariwisata budaya yakni memberikan informasi dan pelayanan kepada publik dan/atau wisatawan tentang fungsi dan makna suatu artefak ataupun event tertentu. Sebagaiman diketahui bahwa warisan budaya belakangan ini merupakan daya tarik wisata yang sangat signifikan. Wisatawan pada umumnya cenderung ingin memahami tentang asal-usul kebudayaan masa lalu yang dianggap masih autentik. Selain itu, wisatawan juga ingin memahami kebudayaan yang berbeda dengan yang mereka miliki. Dalam konteks ini museum adalah tempat wisatawan untuk dapat melihat dan memahami warisan budaya masa lalu dari etnik lain, yang berasal dari kurun waktu yang berbeda.

Gambar 4: Miniatur Tongkonan Toraja
Oleh : Rifkah Arifah
Sebagai lembaga nirlaba (non profit), museum juga perlu dana untuk memelihara koleksi dan kesejahteraan karyawannya. Salah satu sumber dananya dapat diupayakan dari industri pariwisata, sehingga dengan demikian ada hubungan yang saling menguntungkan antara museum dan pariwisata budaya. Posisi dan tata letak benda warisan budaya di Museum La Galigo seharusnya diatur sedemikian rupa sehingga menarik minat wisatawan. Informasi yang lengkap dan menarik, serta penataan yang baik tentang warisan budaya akan dapat menjadi daya tarik wisatawan. Dalam hubungan ini kerjasama antar museum dan komponen pariwisata budaya perlu dikembangkan. Museum dapat memamerkan atau memajang benda warisan budaya yang menjadi daya tarik wisata, dan disisi lain industri pariwisata juga mendapat keuntungan ekonomi sehingga dapat membantu keberadaan museum sebagai lembaga nirlaba (non profit). Eksistensi Museum La Galigo yang merupakan salah satu bagian yang tak dapat dipisahkan dari Fort Rotterdam, yang dimana Museum La Galigo memberikan pengetahuan mengenai kebudayaan Bugis Makassar serta sejarah kebesaran kerajaan Gowa-Tallo yang merupakan kerajaan maritim terbesar di Indonesia timur.


Strategi Dalam Menarik  Wisatawan Untuk Berkunjung

Beberapa alasan ataupun landasan mengapa kurangnya masyarakat dan wisatawan untuk berkunjung ke Museum La Galigo. Berikut ini diuraikan beberapa upaya atau langkah strategis yang dapat diterapkan oleh pengelola museum agar mampu menarik minat masyarakat datang dan menikmati koleksi-koleksi yang dipamerkan di museum:


  •  .    Menaikkan nama museum La Galigo setara dengan Benteng Rotterdam. Artinya keberadaan Museum La Galigo langsung dapat di ketahui saat menyebutkan nama Benteng Rotterdam. Karena bagi pendatang yang bukan dari Kota Makassar hanya mengetahui Benteng Rotterdam dan tidak mengetahui adanya Museum La Galigo. Biasanya pengunjung yang datang ke Benteng Rotterdam hanya datang untuk berfoto disekitar area Benteng Rotterdam tanpa mengetahui adanya museum La Galigo di dalamnya, hal ini sering terjadi pada pengunjung yang melakukan perjalanan sendiri atau hanya kelompok pengunjung yang sedang bersantai. Untuk menaikkan nama Museum La Galigo setara dengan Fort Rotterdam maka di perlukan untuk memberikan petunjuk yang lebih jelas mengenai keberadaan museum La Galigo di Benteng Rotterdam.
  •      Meningkatkan pelayanan petugas yang ada di museum dalam melayani pengunjung seperti memberi informasi dan layanan keamanan. Memberikan fasilitas yang menarik untuk pengunjung di dalam museum seperti memutar film sejarah, tari-tarian dan budaya lainnya. Untuk barang-barang koleksi museum La Galigo bisa dikatakan sudah mewakili budaya, sejarah, dan aktivitas yang biasa dilakukan oleh nenek moyang orang-orang Sulawesi Selatan.
  •      Memfokuskan penjualan museum untuk pendidikan dan penelitian, dimana kita mengetahui bahwa museum adalah daya tarik wisata yang bersifat edukasi dan untuk riset tentang budaya, sejarah, dan pendidkan, maka dari itu pemerintah atau pengelola museum membuat promosi untuk program bagi anak sekolah, atau mahasiswa yang di mana mereka memang memiliki tujuan untuk belajar dan memberkikan kemudahan-kemudahan untuk pelajar yang datang berkunjung ke Museum La Galigo. Memberikan wisata edukasi agar lebih mengenal tentang budaya Sulawesi selatan.
Museum La Galigo merupakan satu bagian yang keberadaannya tidak dapat terlepaskan dengan Fort Rotterdam yang merupakan saksi sejarah keberadaan dan kejayaan kerajaan Gowa Tallo, namun banyak yang perlu dibenahi dalam pengelolaan Museum La Galigo yang dimana perbaikan nantinya untuk menarik wisatawan untuk datang berkunjung di Museum La Galigo. Memberikan pengalaman dan kesan menarik merupakan tanggung jawab yang berat bagi pengelola museum, maka dari itu penulis menganggap perlu memberikan rencana strategis dalam memenuhi kekurangan yang ada pada pengelolaan museum La Galigo. Museum sangat dituntut terbuka dengan segala masukan yang ada baik oleh antar instansi terkait serta wisatawan yang berkunjung demi kenyamanan serta manfaat yang dapat diterima oleh berbagai lapisan masyarakat.


Peluang dan Tantangan dalam pengelolaan Daya Tarik Wisata Kebun Gowa

Peluang dan T antangan dalam pengelolaan D aya T arik Wi sata Kebun Gowa Gambar 1 : Loket Tiket Wisata Kebun Oleh: Tim Penulis Pa...